Kamis, 26 April 2012

Sinopsis To Liong To 2003 episode 27

Singa Emas mendekat pelan ke arah jarum jebakan Nenek Kim Hoa. Si Nenek berkata “Kau begitu berhati-hati pada saudara sendiri, tetapi mudah sekali mempercayai orang baru”. Cia Sun menjawab, ia buta dan sulit menang melawan senjata rahasia, sama orang sendiri pun harus berhati-hati. Si Nenek bahwa Tan Yoe Liang dari Partai Pengemis tidak sungguh-sungguh minta ampun pada Singa Emas, karena posisi tangannya bersiaga dengan jurus “Anak singa menubruk kelinci”, dan kakinya posisi kuda-kuda “Tendangan menaklukkan siluman”. Bu Ki dalam hati memuji kejelian Tio Beng yang sudah mengira sebelumnya. Tan Yoe Liang masih bersembunyi di sekitar situ, Singa Emas dapat mendengarnya dan langsung menghajar, namun urung membunuhnya. Ia melemparkan Tan Yoe Liang ke arah jebakan jarum, namun Nenek Kim Hoa mencegah tubuhnya menancap ke jarum. Nenek Kim Hoa pun kagum bahwa telinga Singa Emas dapat menggantikan penglihatannya.

Nenek Kim Hoa menceritakan nasib Sekte Ming setelah dikepung 6 Perguruan Lurus, tapi Singa Emas tak mempercayai karena omongannya yang dulu tidak sesuai, ia tahu si Nenek mencoba membujuknya menyerahkan golok naga. Nenek Kim Hoa akhirnya mengaku dulu ia berbohong. Iapun menyuruh In Lee bercerita karena Singa Emas percaya pada In Lee. In Lee menceritakan kejadian saat penyerangan, dimana Sekte Ming terdesak, kemudian ia ditangkap Kelelawar Hijau namun dilepaskan karena ia adalah cucu Elang Putih. Singa Emas memuji Kelelawar Hijau yang walaupun tindakannya aneh, hatinya baik dan tak akan mencelakakan orang seperguruan sendiri. Sebaliknya Singa Emas marah pada Nenek Kim Hoa, katanya, kau salah satu pelindung bergelar Naga Ungu, tapi tidak membantu saudara sesama Sekte Ming saat kesulitan di puncak Guangming. Bu Ki jadi mengerti bahwa Nenek Kim Hoa adalah Naga Ungu. Nenek Kim Hoa berdalih, ia sudah kalah oleh pedang langit Biat Coat dan tak ada guna membantu, lagipula ia sudah keluar dari Sekte Ming dan dendam karena suaminya tidak ditolong Tabib Ouw karena suaminya bukan orang Sekte Ming, Singa Emas makin tak mau meminjamkan golok, karena curiga golok akan digunakan bukan untuk mengalahkan Biat Coat, tapi mengalahkan Sekte Ming untuk balas dendam.

Pertarungan antara 2 Pelindung Sekte Ming, Singa Emas dan Naga Ungu itu pun tak terelakkan. Nenek Kim Hoa mencoba memancing Singa Emas ke arah jarum jebakan. Ia juga melemparkan senjata rahasia berupa bunga-bunga emas. Namun ia tak menduga golok naga sebenarnya mengandung besi sembrani/magnet hingga bunga-bunga emas menempel di golok naga. Saat Singa Emas hampir masuk jebakan jarum beracun, In Lee berteriak memperingatkannya. Thio Bu Ki menimpuk jarum-jarum itu dengan batu hingga terlepas, Singa Emas selamat. Singa Emas sadar, ia ditolong oleh seseorang yang berkepandaian amat tinggi.

Nenek Kim Hoa amat murka karena rencananya gagal, dengan kejam ia menyerang In Lee dengan senjata beracunnya. Thio Bu Ki terkejut dan langsung memeluk In Lee yang terluka.

Di saat genting itu, tiba-tiba muncul 3 orang berpakaian aneh dengan paduan gerakan yang memperlihatkan mereka bukan lawan enteng. Mereka membawa Gada Api Suci lambang Ketua Sekte Ming, dan meminta Naga Ungu dan Singa Emas berlutut mendengarkan perintah pembawa Gada Api Suci. Naga Ungu/Nenek Kim Hoa menolak karena merasa ia sudah keluar dari Sekte Ming, dan langsung dirubuhkan dalam 2 jurus. Thio Bu Ki pun kaget. Ketiganya memperkenalkan diri sebagai Utusan Awan, Angin, dan Bulan dari Sekte Ming Persia. Singa Emas mendengarkan mereka tapi tak mau berlutut, karena menurutnya walau Sekte Ming berasal dari Persia, Sekte Ming Cina berdiri sendiri dan bukan bawahan Sekte Ming Persia. 3 Utusan berkata mereka mendengar Sekte Ming Cina dalam keadaan kacau tanpa pimpinan, dan memerintahkan Singa Emas memenggal kepala Naga Ungu karena sudah mengkhianati Sekte. Singa Emas menolak, walau Naga Ungu memang duluan ingin mencelakakannya, ia tetap tak mau membunuh saudara seperguruan, apalagi atas perintah orang lain. Ia tak mau merendahkan diri dengan mengambil keuntungan. 3 Utusan menuduh Singa Emas tak taat pada aturan yang berbunyi “Melihat Gada Api Suci seperti melihat pemimpin”. Singa Emas bilang ia 20 tahun buta, tidak bisa melihat, maka aturan itu tak berlaku.

Pertempuran antara Singa Emas dengan 3 Utusan pun terjadi. Thio Bu Ki melihat ayah angkatnya sangat dalam bahaya, iapun melepaskan In Lee dan terjun membantu, melemparkan Singa Emas ke pinggir. Namun ternyata 3 Utusan ini lawan yang tangguh, gerakan menyeruduk sambil mengangkat kaki tidak pernah dilihat Thio Bu Ki sebelumnya. (Semenjak menguasai 9 Yang, Membalikkan Langit dan Bumi serta Tai Chi, Bu Ki sulit menemukan lawan, baru kali inilah ia kerepotan). Singa Emas berseru “Pendekar muda, aku menghargai pertolonganmu, tetapi tolong jangan mengorbankan diri untuk sesuatu yang bukan urusanmu”. (Singa Emas tidak ikut bertarung karena gerakan Bu Ki dan 3 Utusan tersebut amat cepat. Hanya mengandalkan pendengarannya, ia tak bisa membedakan mana kawan mana lawan, kalau ia membantu ia bisa mencelakakan Bu Ki). Kemudian ia melemparkan golok naganya “Anak muda, pakai ini!”,k atanya. Bu Ki menyambut dengan haru. Ayah angkatnya belum tahu siapa dirinya, tetapi sudah mempercayainya sebegitu besar.

Bu Ki pun beradu tenaga dalam lewat golok naga yang beradu dengan Gada Api Suci 3 Utusan. (Dari situ ia tahu, tenaga dalam mereka perorangan sebenarnya masih di bawahnya, tetapi paduan gerakan mereka amat sulit diterka) . Ia memerintahkan Singa Emas pergi, karena lawan amat tangguh. (Singa Emas heran, biasanya orang yang sedang beradu tenaga dalam tak boleh bicara, tetapi Bu Ki bisa, berarti ilmunya amat hebat). Singa Emas bertanya nama Bu Ki, tapi Bu Ki urung membuka identitasnya, karena bila tahu, ayah angkatnya itu tentu tak mau pergi dan malah menolongnya. “Namaku Chan A Gu, pergilah, apa kau takut golok nagamu tidak aku kembalikan?”. Singa Emas tambah kagum, katanya, ia sangat beruntung ditolong oleh pendekar hebat. Ia malah menawarkan bantuan memukul Utusan Bulan dengan tinju Qishang, walau resikonya golok naga terlepas, tapi bisa membunuh 1 Utusan. (Bu Ki terharu karena bantuan itu berarti ayahnya mengorbankan golok naga yang padahal sudah seperti teman hidupnya). Namun sebagai Ketua Sekte Ming Cina, Bu Ki tak ingin membunuh orang Sekte Ming Persia dan memulai permusuhan. Ia ingin berhenti dan berdamai, namun tiba-tiba wanita Utusan Bulan malah menyerang Bu Ki dengan cara curang, hampir Bu Ki mati kalau tidak Tio Beng tiba-tiba datang mencegat Utusan Bulan. Ilmu Tio Beng rendah dan sama sekali bukan tandingannya, maka Tio Beng menggunakan 3 jurus dari 3 partai yang hakekatnya membunuh diri sendiri demi membunuh lawan. 
Bu Ki amat kaget dengan pengorbanan Tio Beng, untung ia sempat bertindak walau Tio Beng terlanjur terluka. Mereka berdua melawan 3 Utusan. Untung Tio Beng luar biasa cerdas, dalam keadaan terdesakpun ia bisa berpikir panjang walau kungfunya tidak setinggi Bu Ki. Ia merebut Gada Api Suci dari tangan Bu Ki dan melemparnya jauh-jauh hingga 3 Utusan yang mendewakan benda itu pun panik mengejarnya dan meninggalkan mereka.

Thio Bu Ki dan rombongannya memanfaatkan ini untuk kabur. Di tengah jalan ia berhenti untuk menyembuhkan In Lee. Singa Emas dan Bu Ki memarahi Nenek Kim Hoa yang melukai In Lee, tetapi adat si Nenek amat keras dan ia berkata, walau kau menyelamatkanku, In Lee sudah mengkhianatiku, dan bukan urusanmu. Utuasan Persia terdengar makin mendekat, si nenek pun pergi kabur meninggalkan rombongan. Bu Ki ingin kembali ke kapal, namun kapal sudah dibawa kabur Tan Yoe Liang si Tetua Partai Pengemis. Merekapun sembunyi di sebuah gua. Luka Tio Beng tak begitu parah, tapi luka In Lee harus diobati. Singa Emas ingin lari ke pondoknya mengambil obat-obatan, tetapi Bu Ki takut 3 Utusan masih di sekitar situ. Ia mencegah sambil berkata “Ayah angkat!”. Singa Emas kaget. “Kau panggil aku apa?” katanya. Namun terlalu sering ditipu, membuat ia tak langsung percaya ketika Bu Ki mengaku ialah anak angkatnya. Ia malah mengira Bu Ki suruhan Naga Ungu untuk mengambil goloknya. Bu Ki menangis sambi membacakan teori Tinju Qishang yang pernah diajarkan ayah angkatnya itu. Singa Emas pun terhenyak dan tergetar hatinya. “Ayah, ketika aku tak dapat menghafal teori itu, engkau memukulku, dan ibu membalut lukaku sambil menangis” kata Bu Ki. “Waktu itu, aku tak mau belajar tinju Qishang, karena takut mengamuk gila seperti ayah… “ Singa Emas pun meneteskan air mata. Semua kejadian itu hanya ia dan Bu Ki yang tahu. “Ketika aku jatuh ke lubang, engkau menolongku” lanjut Bu Ki. Singa Emas pun tak tahan dan memeluk Bu Ki dengan haru sambil menangis “Bu Ki…. anak angkatku.. 10 tahun aku merindukanmu, siang malam membayangkan menggendongmu, kini engkau telah terlalu besar untuk kugendong”. Reuni ayah anak yang mengharukan ini berlanjut dengan Bu Ki menceritakan pengalamannya selama 10 tahun.

Singa Emas terharu mendengar betapa Bu Ki berapa kali hampir mati namun selamat, hingga menjadi seperti sekarang. Bu Ki belum sempat mengakui bahwa ia diangkat menjadi Ketua Sekte Ming, tiba-tiba Tio Beng mengeluh kesakitan dan rindu ayahnya. Singa Emas pun menyuruh Bu Ki mengambil obat di gubuknya. Di sana Bu Ki bertemu Siao Ciao dan Cie Jiak yang berhasil kabur dari kapal yang dibajak Tan Yoe Liang, Tetua Pengemis. Bu Ki hampir diserang Siao Ciao karena ia dikira musuh. Bu Ki membawa Cie Jiak dan Siao Ciao ke gua. Ia menyuruh Siao Ciao merawat luka In Lee. Sebaliknya begitu melihat Tio Beng, ia Ciu Cie Jiak langsung murka dan hendak menyerang karena Tio Beng lah yang menawan Biat Coat di pagoda dan ikut andil dalam kematian gurunya itu, namun Bu Ki pasang badan melindungi Tio Beng. Singa Emas melerai mereka dan meminta mereka melupakan permusuhan sejenak dan bekerjasama untuk bisa keluar pulau dengan selamat. Tio Beng terharu karena Bu Ki melindunginya, “Apa yang kau katakan itu, apa sungguh-sungguh?” tanyanya.

Pagi menjelang, Singa Emas tertawa geli sendiri. Katanya, “Bu Ki, dulu ayahmu terdampar di pulau bersama ibumu. Mereka benar-benar cocok satu sama lain. Tapi kamu ternyata lebih hebat dari ayahmu, terdampar di pulau dengan membawa 4 wanita”. Bu Ki pun malu. “Nona-nona, aku tahu kalian semua menyukai anak angkatku, kalian semua boleh menikahinya”. Semua menanggapi dengan gayanya masing-masing. Ciu Cie Jiak menunduk malu, Siao Ciao membantah “Aku tak masuk hitungan, aku hanya pelayannya”. Sedang Tio Beng teriak “Singa Emas, jangan bicara sembarangan, kalau lukaku sembuh aku akan lem mulutmu!”. Singa Emas pun tertawa “Kamu sangat galak, pantas Bu Ki sedikit takut padamu. Tapi tadi kau gunakan jurus partai Kunlun ‘Batu giok hancur di gunung’, serta jurus partai Kongtong ‘manusia dan setan jalan bersama’, yang satunya aku tidak tahu” . Tio Beng kagum pada kemampuan Singa Emas yang buta namun mengenali jurus. (Semua jurus itu ia pelajari saat menawan 6 perguruan di pagoda) Yang ketiga adalah jurus Butong, itu jurus baru “langit dan bumi hancur bersama” ciptaan In Li Heng, jelasnya. “Pokoknya ketiga jurus itu intinya sama-sama mengorbankan nyawa”, kata Singa Emas. “Kalau kau tidak cinta Bu Ki, untuk apa kau korbankan dirimu?”lanjutnya. Tio Beng tak bisa menjawab dan merah mukanya. Bu Ki menyadari si Nona memang betul-betul mencintainya. Siao Ciao tiba-tiba pergi keluar dan menangis. Bu Ki menyusulnya.

Kata Siao Ciao ia menangis karena menyadari Singa Emas, Tio Beng, Ciu Cie Jiak kelihatan menyayangi Bu Ki, sementara ia saat kecil dititipkan ibunya ke orang lain dan hanya dikunjungi setahun 1-2 kali, bahkan terakhir tidak diaku anak. Semenjak bertemu Bu Ki, ia baru merasa ada orang yang sayang padanya, impiannya hanya ingin menjadi pelayan Bu Ki selamanya. Siao Ciao berkata ia takut ibunya dibunuh. Bu Ki sungguh heran, karena menurut Yo Put Hui, Siao Ciao diselamatkan waktu keluarganya mati dibunuh perampok. Mengapa ceritanya beda, jelas Siao Ciao menyembunyikan sesuatu “Mereka pasti datang ke sini mencari ibu” kata Siao Ciao lagi. Bu Ki tak tahu apa yang dimaksud gadis itu.

Sementara itu, Nenek Kim Hoa/Naga Ungu tak dapat menghindari kejaran 3 Utusan Persia yang kini mengepung bersama rombongan dari kapalnya. Ia berlutut dihadapan pimpinan rombongan Sekte Ming Persia itu.

Di gua, Ciu Cie Jiak melihat pedang langit dan golok naga yang sama-sama berada di tempat yang sama, iapun teringat perintah gurunya sebelum meninggal agar menemukan dan membacokkan kedua senjata itu untuk mengambil rahasia di dalamnya demi kepentingan kejayaan Go Bi dan mengusir penjajah.

Sementara Singa Emas hatinya tak tenang dan ingin memastikan Nenek Kim Hoa baik-baik saja. Bu Ki heran kenapa ayah angkatnya masih juga baik terhadap orang yang mencelakainya “Kalau kau jadi aku, apa yang kaulakukan?” tanya Singa Emas. Bu Ki berpikir dan menjawab, ia pun akan melakukan hal yang sama. Tio Beng bertanya pada Singa Emas, katanya Naga Ungu harusnya kungfunya setara atau lebih dengan Singa Emas, tetapi kenapa saat dikejar Utusan Persia ia langsung kalah dalam 2 jurus, bukankan ia punya ilmu 1000 Laba-laba yang hebat? Kata Singa Emas, Naga Ungu adalah wanita tercantik di jagat persilatan, mana mau ia belajar ilmu yang dapat merusak wajah itu. Semua heran, tapi hanya Tio Beng yang berani ngakak “Bhahaha... wanita tercantik apanya? Tua dan jelek begitu!”. Kata Singa Emas, ia pasti menyamar karena takut kejaran Sekte Ming Persia. Nama sebenarnya adalah Daiqishi, dan ia merupakan Gadis Suci dari Sekte Ming Persia. Apa yang dimaksud dengan Gadis Suci?
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar