Rabu, 18 April 2012

Sinopsis To Liong To 2003 episode 11

Ketua Partai Go Bi yaitu Biksuni Biat Coat, beserta anak buahnya, mulai mencari dukungan dengan mendatangi partai/perguruan lain untuk bersedia bersatu menyerbu Sekte Ming. Ia mendatangi Ketua Partai Kunlun si Kecapi Besi yang sedang bersama Tuan Wu Li. Mereka berdua langsung setuju. Setelah itu Biat Coat bertolak menuju gunung Butong, juga untuk meminta dukungan.
In Lee yang juga sedang di tempat itu dan menyusup ke salah satu kamar untuk mencari Nona Chu (Nona yang disukai Bu Ki pertama kali, namun menipunya), malah menyaksikan Nona Wu memergoki kekasihnya Wei Bi yang sedang berduaan dengan Nona Chu. Pertengkaran antar kekasih pun terjadi dan tanpa sengaja, Nona Chu terjatuh di ujung pedang Nona Wu hingga tewas. Nona Wu dan Wei Bi panik dan ingin merahasiakan hal ini dari Tuan Wu Li. Ketika In Lee tak sengaja keluar dari persembunyiannya, ini malah mengilhami mereka untuk menjadikan In Lee tertuduh yang membunuh Nona Chu.

In Lee diserahkan ke hadapan Tuan Wu Li. In Lee hampir dibunuh, tapi tidak jadi karena In Lee mengaku tahu keberadaan Thio Bu Ki. Tuan Wu dan Kecapi Besi akhirnya mengikuti In Lee ke tempat Thio Bu Ki. Mereka semua mengira orang yang mukanya kotor dan compang-camping dan mengaku bernama Chan Ah Gu adalah hanya pengemis biasa. Sampai di sana mereka malah menyaksikan In Lee memohon Chan Ah Gu/Thio Bu Ki agar menjadi suaminya. Kecapi Besi menghina In Lee, mana ada yang mau menjadi suami gadis buruk rupa itu. Melihat mereka menghina In Lee, Bu Ki justru merasa kasihan, In Lee telah banyak berkorban nyawa untuknya, ia pun menyanggupi dan berjanji melindungi In Lee dari orang-orang yang menghinanya. Kecapi Besi dan Tuan Wu sudah tak sabar akan janji In Lee menunjukkan keberadaan Thio Bu Ki. Namun In Lee malah berkata ia terakhir melihat Thio Bu Ki di rumah Tuan Wu. Tuan Wu jadi panik. In Lee menuduh Kecapi Besi yang menyuruhnya membunuh Tuan Wu, karena itulah ia menyusup ke rumah mereka. Kesal namun sadar diadu domba, keduanya menyerang In Lee sampai terluka, namun saat mereka hendak membunuh In Lee, mendadak sebutir batu melesat menimpuk pedang Kecapi Besi, sebutir lagi menimpuk muka Tuan Wu. Mereka amat kaget. Tentunya penyerang ini mempunyai ilmu luar biasa, bisa melesatkan batu berkecepatan dan bertenaga tanpa diketahui dari mana asalnya. Mereka tidak tahu itu berasal dari pengemis kotor yang tak lain adalah Thio Bu Ki. Bahkan In Lee pun tidak tahu. Bu Ki tadinya mengira In Lee memang membunuh Nona Chu. Ketika tahu Nona Chu terbunuh akibat ulahnya sendiri, Bu Ki merasa miris sekaligus lega karena wanita pertama yang ia sukai namun telah menipunya itu telah mendapatkan karma yang setimpal.

Sementara itu, Nenek Bunga Emas sedang mencari In Lee yang kabur, mendengar Tuan Wu dan keluarganya berbicara tentang mencari Singa Emas dan In Lee. Ia menyerang mereka dan mengancam mereka memberitahu keberadaan Singa Emas. Nenek Bunga Emas akhirnya memutuskan untuk mencari In Lee dulu sebelum ke Pulau Api dan Es, tempat Singa Emas. Di tempat lain, In Lee menyeret Bu Ki yang kakinya masih patah, menuju gunung Butong.

Sementara di gunung Butong, rombongan partai Go Bi tiba dan ingin bertemu Thio Sam Hong untuk meminta dukungan menyerbu Sekte Ming. Mereka disambut murid pertama Butong, Song Wan Kiauw, dan putranya Song Ceng Su. Thio Sam Hong masih bermeditasi untuk memperbaiki sedikit kekurangan dalam ilmu Taichi-nya, sehingga tak bisa menemui. Biksuni Biat Coat meminta Song Wan Kiauw mewakili Butong untuk memutuskan dukungan penyerbuan ke Kong Beng Teng (Puncak Terang), markas Sekte Ming. Biat Coat membujuk dengan menjelaskan bahwa hampir semua partai lurus sudah setuju. Song Ceng Su yang sedari tadi bengong terpesona oleh kecantikan Ciu Cie Jiak, langsung setuju saja. Namun Song Wan Kiauw tak berani ceroboh, apalagi Thio Sam Hong sangat bijak dan cinta damai. Akhirnya dengan diplomatis, Song Wan Kiauw memutuskan bahwa Butong hanya akan bergabung bila Shaolin bergabung. Biat Coat dan rombongan murid Go Bi pun pergi.

Di tempat lain, Ketua Sekte Ming, Yo Siao, mempertanyakan dirinya sendiri atas tindakannya dulu menyerang Go Bi. Tindakan itu akibat dendam, karena kekasihnya, Kee Siau Hu, dibunuh pemimpin Go Bi, Biat Coat. Ia sedikit menyesal, karena kini akibatnya berbuntut panjang; bukan hanya Go Bi yang balas menyerang Sekte Ming tetapi juga seluruh perguruan aliran lurus. Nasib Sekte Ming terancam. Ia memerintahkan Raja Kelelawar untuk menyiapkan anak buah menghadapi serangan ini. Ia bertanya lagi pada Raja Kelelawar: “Aku memang salah… tetapi, salahkah motivasi yang kulakukan karena aku membela orang yang amat kucintai?”. Jawab Raja Kelelawar, “Membela orang yang dicintai adalah benar, melakukan tindakan terburu-buru hanya karena emosi adalah salah. Tetapi kau mengakui kesalahanmu, itu adalah sikap ksatria”. Ia tetap mendukung penuh Yo Siao dan siap menghadapi serbuan perguruan lurus.

Sementara itu, putri Minmin Termur sudah tahu tentang kabar penyerbuan perguruan lurus ke Puncak Terang. Ia senang mendengarnya. Ia yakin Shaolin pasti setuju, karena mata-mata mereka, Seng Kun, ada di Shaolin. Ia sendiri sudah tidak sabar ingin segera melibatkan diri di lapangan atas tugas yang diberikan ayahnya ini. Dengan kembali berpakaian pria bangsa Han dan membawa kipas, ia berkelana di pusat kota. (Nama samarannya sebagai orang Han adalah Tio Beng) Ia berpapasan dengan Thio Bu Ki yang diseret oleh In Lee. Ciu Cie Jiak dan Teng Bin Kun juga lewat di tempat itu, mereka mengenali Tio Beng sebagai orang yang menyerang mereka, mereka hendak mengejar tetapi terhalang In Lee yang kebetulan berpapasan. Teng Bin Kun kesal dan menghina muka buruk In Lee. Ia tak sadar In Lee meracuninya. Bu Ki mendengar Teng Bin Kun memanggil nama “Cie Jiak”, ia ingat Ciu Cie Jiak adalah gadis kecil anak tukang perahu yang dulu diselamatkan kakek gurunya waktu mengantarnya berobat. Iapun kagum melihat Cie Jiak yang kini telah menjelma menjadi wanita dewasa yang cantik. In Lee langsung memarahinya karena dianggap jelalatan, padahal sudah punya istri. Sementara itu Minmin alias Tio Beng tidak melayani Teng Bin Kun dan Ciu Cie Jiak, malah meledek mereka cacat dan kena racun. Teng Bin Kun kaget, iapun merasakan racun dan baru sadar ini ulah In Lee.
Para pengawal memberi laporan pada Minmin bahwa Shaolin sudah setuju menyerbu puncak terang 5 hari lagi. Putra kaisar juga ikut dalam rombongan itu, ia menyukai Minmin dan khawatir akan keselamatan Minmin. Ia berterus terang dan mengutarakan perasaannya. Sebagai putra kaisar, semua orang memujanya, tetapi ia malah suka sikap Minmin yang cuek dan tidak basa-basi. Namun Minmin hanya menganggap saudara.

Bu Ki istirahat dengan mandi di bak, mencuci muka dan bercukur. In Lee terkejut melihat wajah Bu Ki yang setelah bersih terlihat lebih tampan, ia berpikir ini sangat mirip wajah orang yang mengigitnya waktu masih kecil dan ia tak pernah lupa (Padahal itu adalah Bu Ki). Ia kembali bercerita masa lalunya. Mukanya yang rusak adalah efek samping dari mempelajari ilmu laba-laba beracun. Karena itu julukannya adalah Cu Jie (Zhu Er) atau Gadis Laba-Laba. Ia dan ibunya ditelantarkan oleh ayahnya yang menikah lagi.

thanks buat admin pendekar pemanah rajawali versi terbaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar